Manusia dalam kacamata filsafat

 


Pada hakikatnya filsafat merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya untuk mencari makna dalam kehidupan. Berbagai macam cara yang digunakan dalam bidang ilmu filsafat untuk mencari makna kehidupan ini, misalnya dengan cara bertanya. Filsafat berupaya untuk mempertanyakan hal yang mendasar mengenai realitas yang dijumpai. 

Dalam tulisan singkat ini saya mencoba untuk fokus dalam salah satu cabang dalam ilmu filsafat, yakni filsafat manusia. Sebab kalau hendak belajar mengenai filsafat kita akan menemukan berbagai macam hal. Oleh karena itu saya hanya fokus pada salah satunya saja. Saya juga sadar bahwa tulisan ini tidak begitu komprehensif, tetapi saya berupaya untuk membagikan apa yang saya miliki kepada orang lain. 

Kalau kita berbicara mengenai filsafat manusia, kerap yang disoroti adalah perkara mempertanyakan hal yang berkaitan dengan hakikat dari manusia, dunia, alam semesata dan Allah. Akan tetapi filsafat manusia ini lebih mengkrucutkan pada manusia itu sendiri, jika ditelusuri dengan saksama istilah filsafat manusia ini bermula dari istilah “psikologi filosofis atau psikologis rasional”. Namun seiring berjalannya waktu istilah ini bergeser menjadi filsafat manusia atau antropologi filsafat.

Hal ini disebabkan oleh dasar etimologi dari kedua istilah tersebut, istilah psikologi melihat psikis (kejiwaan) atau satu sisi dalam hidup manusia. Sedangkan antropologi yang berarti manusia lebih melihat secara menyeluruh baik jiwa, daging maupun roh. Maka dari itu istilah antropologi filsafat adalah istilah yang tepat untuk memahami manusia secara keseluruhan.

Kendati demikian, berbicara mengenai manusia memiliki kerumitan tersendiri, munculnya berbagai macam disiplin ilmu dan berbagai macam pandangan dari para filsuf menyulitkan semua pihak dalam memahami manusia. Sebagai contoh: Bagi Plato, manusia itu adalah suatu makhluk ilahi.

Sementara bagi Epikuros dan Lukretius, manusia adalah suatu makhluk yang berumur pendek, lahir karena kebetulan, dan akhinya sama sekali lenyap. Dan masih banyak filsuf lain yang membahas mengenai hal ini. Akan tetapi jika bercermin dari dua tokoh di atas, tampak bahwa pemikiran dari dua orang itu sebetulnya saling bertentangan antara satu dengan yang lain. Bervariatif. Sedemikian variatifnya, sehingga pemahaman mengenai manusia menjadi persolan yang cukup sulit untuk dipecahkan.

Meskipun begitu filsafat menusia tetap menjadi hal yang penting dan perlu, betapa tidak, filsafat adalah salah satu disiplin ilmu yang selalu mempertanyakan hal yang sangat fundamental mengenai eksistensi dari manusia. Dengan kata lain filsafat selalu mencoba untuk terus menggali hakekat terdalam terkait dengan eksistensi manusia.

Seperti yang dikatakan oleh Viktor E. Frankl “Tantangan adalah bagaimana mencapai, mempertahankan, dan membangun kembali suatu konsep yang menyatukan tentang manusia”. Dalam hal ini tugas dari filsafat adalah mencari titik temu untuk memperdamaikan segala macam pertentangan tersebut.

Komentar